Kajian Ahad Pagi : Tiket ke Surga Tak Lagi Berguna

K.H. Ali Mansyur Kastam
(Kajian Ahad pagi, 8 Juni 2025)
Judul di atas tidak hanya menarik tapi sekaligus menantang bagi peserta pengajian. Kyai Mansyur melandaskan kajiannya pada firman Allah :
وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍۙ
yang artinya: “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu, dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segala penjuru yang jauh.” (QS. Al Hajj (22) : 27)
Menurut penjelasan Kyai Mansyur selanjutnya mengenai ayat ini sebagai berikut : Setelah Ibrahim merenovasi Ka’bah (akibat banjir besar pada zaman Nabi Nuh) Nabi Ibrahim dapat perintah dari Allah untuk memberitahui semua orang untuk naik haji (padahal saat itu hanya 3 orang di Mekah). Lalu tanya Ibrahim pada Allah, “Apa mungkin suara saya terdengar?” Allah menjawab, “Wahai Ibrahim, kamu umumkan, Aku yang sampaikan”.
Lalu Ibrahim di bukit Abu Ubes, di sebelah bukit Kabah, berteriak: “Wahai seluruh manusia beribadah hajilah agar Allah memberi surga”. Lalu suara Ibrahim disampaikan oleh Allah ke sulbi, ke tulang punggung lelaki dan di dada bagi perempuan. Ini artinya semua manusia sudah dipanggil Haji.
Orang berbadah haji, bisa masuk dalam surga dan selamat dari api neraka. Umrah ke-1 dan ke- 2 Allah menghapuskan dosa diantaranya. Demikian pula umroh ke- 69 dan ke- 70 Allah menghapuskan hapuskan dosa di antaranya.
Umat Muhammad yang berumroh dan berhaji belum tentu mabrur hajinya dan belum tentuk masuk surga. Inilah yang dimaksud tajuk di atas, yaitu: Tiket Ke Surga Tak Lagi Berguna, karena tidak memenuhi syarat mabrur antara lain yaitu:
Harus lillahi ta’ala, semata-mata hanya untuk memperoleh pahala dari Allah, agar selamat siksaan neraka, dan dapat ridho dari Allah, dan hartanya harus disucikan dengan zakat. Meskipun mengeluarkan zakat Rp 100 juta dari hartanya yang Rp 1 Miliyar.
Selain itu harus i’tiba’ Rasul yang meliputi tata cara, waktu, tempat, jumlah, dan jenis ternak hewan qurban. Hal yang juga sangat penting adalah seluruh harta yang digunakan berhaji harus dari hasil kerja yang halal, harta haram tertolak.
Oleh sebab itulah Kyai Mansyur menyimpulkan Haji zaman Nabi Ibrahim langsung dapat tiket ke surga sedangkan pada zaman Nabi Muhammad belum tentu, karena dengan harta haram. Menjaga kemabruran haji berat, bisa merusak tiket ke Surga.
Berikut macam amalan yang merusak tiket ke Surga yaitu :
- Asy Syirku, berbuat kesyirikan
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :وَلَقَدْ اُوْحِيَ اِلَيْكَ وَاِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَۚ لَىِٕنْ اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
“Sungguh, benar-benar telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang (para nabi) sebelummu, “Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan gugurlah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang-orang yang rugi.” QS. Az-Zumar[39]:65
Termasuk baik syirik besar maupun kecil (misal: riya’ dalam ibadah).
Dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya : ‘Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab : ‘Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.’ Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al Quran. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: ‘Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?’ Ia menjawab: ‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al Quran hanyalah karena engkau.’ Allah berkata : ‘Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al Qur’an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari’ (pembaca al Qur’an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya : ‘Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Dia menjawab : ‘Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.’ Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.’” - Murtad
وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Q.S Al-Baqarah [2] : 217
Mengatakan Allah tuhan yang 3لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ ثَالِثُ ثَلٰثَةٍۘ وَمَا مِنْ اِلٰهٍ اِلَّآ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۗ وَاِنْ لَّمْ يَنْتَهُوْا عَمَّا يَقُوْلُوْنَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang mengatakan, “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga,” padahal sekali-kali tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Maha Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih. Q.S Al-Ma’idah [5] : 73 - Qotlun Nafsi (menghilangkan nyawa)
وَمَنْ يَّقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَاۤؤُهٗ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيْهَا وَغَضِبَ اللّٰهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهٗ وَاَعَدَّ لَهٗ عَذَابًا عَظِيْمًا
“Siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, balasannya adalah (neraka) Jahanam. Dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, melaknatnya, dan menyediakan baginya azab yang sangat besar.” QS. An-Nisa'[4]:93
Membunuh diri sendiri juga neraka
Abu Hurairah -raḍiyallāhu ‘anhu- meriwayatkan dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda,عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
«مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ يَتَرَدَّى فِيهِ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا، وَمَنْ تَحَسَّى سُمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَسُمُّهُ فِي يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا، وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَجَأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا».
[صحيح] – [متفق عليه] – [صحيح البخاري: 5778]“Siapa yang menjatuhkan diri dari gunung sehingga membunuh dirinya, maka ia akan masuk neraka Jahanam; ia akan terus-menerus menjatuhkan diri di dalamnya, ia kekal di dalamnya selama-lamanya. Siapa yang menenggak racun untuk bunuh diri, racun tersebut akan dipegang di tangannya sambil menenggaknya di dalam neraka Jahanam, ia kekal di dalamnya selama-lamanya. Siapa yang bunuh diri dengan sebilah pisau, maka pisau tersebut akan dipegang di tangannya sambil menusukkannya di perutnya di dalam neraka Jahanam, ia kekal di dalamnya selama-lamanya.”
Penulis : Panggih Riyadi
* beberapa dari Catatan : Ust. Adhitya Candra