Menjemput Jalan Kemudahan: Pendampingan Mutu Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah di Kertosono

KERTOSONO – Semangat pembaruan dan penguatan mutu pendidikan Muhammadiyah kembali bergelora. Pada Sabtu, 20 Desember 2025, SD Muhammadiyah Kertosono menjadi tuan rumah bagi agenda krusial: Pendampingan Mutu Pendidikan oleh Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non-Formal (Dikdasmen PNF) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Acara ini merupakan kelanjutan dari rangkaian klaster Kediri, Jombang, dan Nganjuk yang telah diinisiasi sebelumnya. Sebanyak 10 sekolah dari jenjang SD, SLB, dan SMP di wilayah Kabupaten Nganjuk serta Jombang hadir berkumpul untuk merumuskan strategi keunggulan sekolah Muhammadiyah. Hadir pula mendampingi, jajaran Dikdasmen PDM Nganjuk dan Dikdasmen PCM Kertosono.

Inspirasi dari Tokoh Bangsa
Kegiatan ini terasa istimewa dengan kehadiran dua narasumber utama: Ayahanda Dr. Karnadi Hasan, M.Pd. dan Bunda Lisa Listiani, M.Kes., sosok inspiratif peraih penghargaan Satya Lancana Karyasatya, Piagam Tanda Kehormatan Kepres RI No.74/TK/TAHUN 2011.

Dalam orasinya, Dr. Karnadi Hasan menekankan pentingnya perubahan mindset pendidik Muhammadiyah di tengah gempuran sekolah kompetitor beliau sebagai ketua PCM Ngaliyan Semarang paham betul manis nya jadi guru di tingkat menengah. Beliau mengingatkan bahwa beban kerja atau tantangan persaingan akan terasa berat hanya jika kita menjadikannya beban di dalam pikiran

Mengutip QS. Al-Lail beliau menjabarkan dua pilihan jalan bagi pengelola sekolah:

“Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, serta membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar.”

“Ada dua jalan yang terbentang, tinggal kita memilih jalan mana yang ingin dilalui,” tegas beliau.

OMIK: Bukan Sekadar Kata-kata
Dipandu oleh moderator Luqman Nurudin, sesi ini melahirkan akronim segar sebagai kunci sukses sekolah: OMIK (Optimisme, Militansi, dan Komitmen). Dr. Karnadi mengingatkan bahwa mengelola sekolah Muhammadiyah butuh kerja nyata, bahkan jadikan sekolah rumah kedua, berangkat paling pagi dan pulang paling akhir kalau bisa.

Dalam sesi interaktif, setiap sekolah diajak melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dan menguraikannya di depan peserta lain. Diskusi berkembang hangat saat membahas indikator kemajuan sekolah. Seluruh peserta sepakat bahwa jumlah siswa tetap menjadi indikator utama keberhasilan sebuah sekolah, yang kemudian diikuti oleh kualitas lulusan dan manajemen.

Branding dan Optimalisasi IT
Menghadapi era digital, Dr. Karnadi mendorong sekolah untuk tidak gagap teknologi. Beliau berpesan agar tim IT sekolah bergerak progresif untuk optimalisasi branding.

“Kalau bisa cakap IT dan cakep,” seloroh beliau yang disambut tawa peserta.
Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa penampilan guru yang menarik (good looking) dan komunikatif juga menjadi faktor pendukung dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB).
“Kalau tim IT jalan dan SPMB terukur, target jumlah siswa akan mudah tercapai,” imbuhnya.

Meski acara sempat mengalami keterlambatan dari jadwal semula, hal tersebut sama sekali tidak mengurangi esensi dan kedalaman makna kunjungan. Para peserta pulang dengan membawa “oleh-oleh” strategi baru untuk menjadikan sekolah Muhammadiyah sebagai pilihan utama di hati masyarakat.

Penulis : Luqman Nurudin, Dip.Kmd., S.Pd.

Tulisan Terkait

Back to top button