Menjemput Barokah di Penghujung Tahun: Refleksi dan Integrasi Perkaderan AMM Nganjuk

NGANJUK – Aula Jenderal Sudirman SMK Muhammadiyah 1 Nganjuk menjadi saksi bisu sebuah momentum penguatan ideologi yang mendalam pada Rabu, 31 Desember 2025. Di saat dunia bersiap merayakan pergantian tahun miladiyah, Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Nganjuk justru memilih jalan sunyi untuk menunduk sejenak, merefleksikan langkah, dan mengintegrasikan tekad dalam acara Refleksi dan Integrasi Perkaderan.
Hadir sebagai pemateri , Bunda Umi Anjarwati didampingi Bunda Fajarika Lusmaya, perwakilan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Nganjuk, memberikan suntikan semangat yang menggetarkan sanubari para kader. Beliau menegaskan bahwa Muhammadiyah adalah Harokatul Ilmi—gerakan ilmu.
“Muhammadiyah itu gerakan ilmu. Kita harus terus mencari ilmu, meski hari ini adalah penghujung tahun. Semangat belajar tidak boleh mengenal kalender,” tegas beliau di hadapan para kader muda.
Bukan Sekadar Formalitas Dapodik
Dalam penyampaiannya, Bunda Umi menyoroti fenomena perkaderan yang terkadang hanya berhenti pada tataran administratif. Beliau mengingatkan bahwa setelah proses formal seperti Darul Arqam masuk ke dalam sistem Dapodik, perjuangan justru baru dimulai.
“Tidak ada kader yang instan, semuanya adalah proses. Jangan sampai setelah pelatihan selesai, semangat ikut berhenti. Perjuangan Amal Makruf Nahi Mungkar harus terus berdenyut melalui gerak di Organisasi Otonom (Ortom),” lanjutnya.
Belajar dari Kegelisahan Nabi Zakariya
Salah satu momen paling menyentuh adalah ketika para kader (Ibadurrahman) diminta membacakan Surat Maryam ayat 5. Bunda Anjar mengajak hadirin menyelami kegelisahan Nabi Zakariya A.S. mengenai keberlanjutan dakwah.
Nabi Zakariya bukan mencemaskan siapa yang akan mewarisi hartanya, melainkan siapa yang akan meneruskan risalah perjuangannya di tengah kondisi istrinya yang mandul. Refleksi ini ditarik ke dalam konteks Muhammadiyah: alasan organisasi ini tetap eksis hingga hari ini adalah karena adanya Kader yang setia meneruskan cita-cita KH Ahmad Dahlan.
Pesan Pamungkas: Belajar dan Berkhidmat
Menutup narasinya, Bunda Umi memberikan wasiat berharga bagi seluruh AMM Nganjuk. Beliau menekankan rumus sederhana namun berat dalam timbangan: Belajar, belajar, dan belajar.
“Belajarlah untuk berkhidmat di Muhammadiyah. Insyaallah, hidup kalian akan Barokah, karena setiap langkah kita senantiasa berpijak pada Al-Qur’an dan Sunnah,” pungkasnya.
Kegiatan ini menjadi pengingat bagi seluruh kader bahwa tahun boleh berganti, namun komitmen untuk tetap berada di garis perjuangan dakwah Islam berkemajuan tidak boleh sedikit pun goyah.
Penulis : Luqman Nurudin,Dip.kmd., S.Pd




