Mengapa Bayi Terlahir Tangannya Menggenggam?


Kajian Oleh Ustadz Amnan Khoir, M.H.I
Mengawali kajiaannya Ustadz Amnan pada Kajian Ahad Pagi PCM Loceret, Ahad 6 Juli 2025 di Masjid al Furqon Nglaban, sempat meyentil jamaah dengan mengingatkan pentingnya meluruskan niat dalam ikuti kajian.
Secara kebetulan Kajian Ahad Pagi di PCM Loceret akhir-akhir ini banyak dihadiri oleh para karyawan AUM/AUA. Beliau ingatkan luruskan niat ngaji itu lillahi ta’ala bukan karena diabsen, dapat reward atau stimulus.
Ustadz Amnan juga mengapresiasi bahwa kajian di PCM dilakukan dari masjid ke masjid. Sementara di luar sana banyak orang berpendapat, ” La opo Pak ngaji nang Masjid, ngaji nang Youtube ae.
Beda, ngaji di youtube dengan di pengajian luring. Beliau ingatkan bahwa jauh dari majelismu maka ilmu yang diperoleh akan hilang. Sekali tak ke pengajian lama-lama akan hilang ilmu agamanya. Selain itu masih banyak kebaikkannya a.l. yaitu: Siapa yang mencari ilmu (agama) akan dimudahkan jalan ke Surga. Bagi jamaah yang bawa konsumsi juga dapat pahala. Belum lagi ada juga pahala dan kebaikan dari silaturahim. Maka menghadiri pengajian itu penting.
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.” (QS.Al Alaq [96]: 1-2). Menurut Ustadz Amnan, sejak penciptaan awal manusia sangat bergantung pada yang lain.
Dari sperma ketemu ovum lalu jadi segumpal darah lalu menempel pada dinding rahim yang kuat. Tanpa menempel pada dinding takkan jadi apa pun. Ini mengisyaratkan bahwa manusia untuk bisa eksis memerlukan orang lain mempunyai ketergantungan dengan yang lain. Lalu mengapa ketika jadi manusia di dunia jadi sombong dan pelit.

Ketika bayi lahir pasti tangannya dalam keadaan menggenggam, pesannya menurut Ustadz, “berbagilah!” Tapi bagi kebanyakan manusia karena cinta dunia jadi pelit. Punya mal/ harta jangan digenggam terus. Padahal ketika manusia punya harta itu jadi cenderung, atau jalan hidupnya miring tak bisa lurus/jejeg.
“Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Mulia, yang mengajar manusia dengan pena.” (QS. AL Alaq [96]: 3-4). Ayat 3-4 ini menguatkan pesan ayat 1 dan 2. Yang luar biasa ayat ini berpesan kuat agar lebih sempurna pemahan membaca harus disertai dengan menulis, dan kata Ali bin Abi Tholib menulis itu mengikat ilmu. Menurut Ustadz, Nabi Idris yang memulai budaya menulis.
Yang juga sangat penting pesannya : baca dengan teliti (catatan/lembar kehidupan kita). Seluruh amal kita tercatat. “Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat semua perbuatannya.” ( Al Isra: [96]:14). Segala catatan kita haruslah sering kita buka untuk evaluasi.
“Sekali-kali tidak! Sungguh manusia sering melampaui batas”, (QS. AL Alaq [96]: 6). Jika seseorang sadar diri mulai dari penciptaan awal, maka ia takkan lampaui batas.
Manusia bersifat sombong karena: 1) Karena ilmunya, 2) Karena amal dan ibadahnya, 3) Karena pangkat dan nasabnya, 4) Ganteng dan cantik, 5) Karena harta, dari kata mall, malun, mala, yamilu condong, kalau punya harta lakunya miring. 6) Kekuatan fisik, dan 7) punya jamaah banyak.
Penulis : Panggih Riyadi