Revitalisasi Islam Berkemajuan untuk Mencerahkan Semesta

Ustadz Dr. H. M. Sulthon Amin, M.M

Kata Prof. Nurkholis Majid (almarhum), “Tanpa Muhammadiyah Indonesia tak mengenal Islam yang modern (berkemajuan). Dari pernyataan ini Ustads Sulthon pada Kajian Ahad Pagi PDM Nganjuk, Ahad, 9/11/2025 ingin mengajak para jamaah Pengajian Ahad Pagi PDM Nganjuk untuk lebih greget dan lebih berdaya untuk lebih memajukan Muhammadiyah di Nganjuk.

Jamaah kajian yang diadakan pada minggu kedua tiap bulan ini jamaahnya makin membludag. Trend peningkatan jumlah jamaah kajian Ahad Pagi akhir-akhir ini sangat signifikan. Dihadapan jamaah Kajian Ahad pagi yang membludak dan dihadiri sesepuh Muhammadiyah Nganjuk H. Subiyantoro (putra H. Ibrahim Tokoh Muh. Nganjuk) Ustads Sulton melempar pertanyaan sederhana tapi sulit dijawab, “Kapan Nganjuk punya Universitas?” Untuk kemajuan Muhammadiyah Nganjuk, Beliau memberi saran agar Pimpinan Muhammadiyah Nganjuk lebih berkemajuan para pimpinan, majelis lembaga dan ortom “ngopinya” agak jauh. Paling tidak ke Ponoroga atau ke Lamongan. Untuk mempercepat pertumbuhan AUM, PDM dan Ortom (A’isyiah) yang mempunyai AUM harus kerja sama dan bersinergi saling menguatkan.

Pengajian Ahad Pagi Fajar Mubarok, dihadiri tokoh-tokoh Muhammadiyah Nganjuk

Pimpinan Daerah Muhammadiyah dapat memberikan bantuan apa yang bisa diberikan. Demikian pula sebaliknya PDA. Memang agak ironis, ketika Muhammadiyah mampu mendirikan UMAM (Universitas Muhammadiyah Malaysia), di Negara Bagian Perlis bahkan Perdana Menteri Anwar Ibrahim saat jumpa dengan Ketua PP Muhammadiyah meminta agar Muhammadiyah membuka lagi Universitas Muhammadiyah di Negara Bagian lain di Malaysia, sementara di PDM Nganjuk belum punya perguruan tinggi.

Padahal dulu, meski Muhammadiyah dikenal maju, tapi di Malaysia ditakuti karena dekat dengan Salafi. Kini UMAM di Perlis, sebagian lahan masih menyewa lahan Kerajaan Perlis dengan sewa 0 ringgit. Yang menarik di Negara Bagian Perlis ini adalah hotel murah, berobat murah, karena pajak murah. Dalam hal pengobatan rumah sakit di sana memadukan obat kimia dan tradisional. Maka banyak orang Indonesia banyak berobat ke sana. Sementara itu berobat di negeri sendiri mahal. Hal ini terjadi karena di Indonesia pajaknya selangit.

Dengan nada gurau Ustadz sulton usul pada Pak Purbaya Yudhi Sadewa agar obat-obatan dan alkes pajaknya diturunkan. Mengakhiri kajiannya Beliau sampaikan bahwa memperjuangkan kemajuan untuk Muhammadiyah tidak mudah. Dulu Kyai Dahlan mengawali dengan ubah arah kiblat banyak mendapat tantangan hingga langgarnya dibakar. Dengan keikhlasannya Kyai Dahlan yang punya penyakit TBC terus berdakwah tak kenal lelah.

Penulis :  Panggih Riyadi

Tulisan Terkait

Lihat Lainnya
Close
Back to top button