Ciri-ciri Hati Yang Sakit

Ciri-ciri orang yang hatinya sakit menurut ajaran Islam adalah sebagai berikut:

  1. Sulit Menerima Kebenaran
    Orang yang hatinya sakit cenderung sulit menerima kebenaran dari Allah SWT dan enggan mengikuti ajaran Al-Qur’an dan sunnah. Hatinya keras sehingga tidak mudah terpengaruh oleh nasihat, petunjuk, atau peringatan.

Allah SWT berfirman:

فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
(القرآن، سورة البقرة: 10)

Artinya:
“Di dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakit mereka; dan bagi mereka azab yang pedih, disebabkan mereka berdusta.”
(QS. Al-Baqarah: 10)

  1. Cinta Dunia yang Berlebihan
    Orang yang hatinya sakit sangat mencintai dunia dan lebih mengutamakannya daripada kehidupan akhirat. Mereka akan melakukan apa saja demi meraih keuntungan duniawi, meskipun harus melanggar hukum-hukum Allah. Cinta dunia yang berlebihan menyebabkan mereka takut kehilangan harta, kedudukan, atau popularitas, sehingga mereka lalai akan kehidupan akhirat.

Rasulullah SAW bersabda:

“حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيئَةٍ

Artinya:
“Cinta dunia adalah pangkal dari segala kesalahan.”
(HR. Baihaqi)

  1. Mudah Terjerumus dalam Maksiat
    Hati yang sakit tidak peka terhadap dosa dan maksiat. Orang dengan hati seperti ini sering melakukan perbuatan dosa tanpa rasa penyesalan, bahkan bisa merasa bangga dengan dosa yang dilakukannya. Maksiat bagi mereka bukanlah sesuatu yang mengerikan, karena hati mereka sudah terbiasa dengan keburukan.

Allah SWT berfirman:

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ
(القرآن، سورة المطففين: 14)

Artinya:
“Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka lakukan itu telah menutupi hati mereka.”
(QS. Al-Mutaffifin: 14)

  1. Merasa Bangga dengan Amal Kebaikan
    Salah satu ciri orang yang hatinya sakit adalah mereka sering merasa bangga diri (ujub) dengan amal kebaikan yang mereka lakukan. Mereka selalu membicarakan amal baik mereka dan berharap mendapatkan pujian dari orang lain. Amal ibadah yang seharusnya untuk Allah berubah menjadi sarana untuk memperlihatkan diri di hadapan manusia.

Rasulullah SAW bersabda:

“ثَلاثٌ مُهْلِكَاتٌ: شُحٌّ مُطَاعٌ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

Artinya:
“Tiga hal yang membinasakan: kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan kekaguman seseorang terhadap dirinya sendiri.”
(HR. Thabrani)

  1. Tidak Tenang dan Gelisah
    Orang yang hatinya sakit biasanya merasa gelisah dan tidak tenang dalam hidupnya, meskipun dia memiliki banyak harta atau kekuasaan. Kedamaian batin hanya bisa dicapai dengan kedekatan kepada Allah, tetapi karena hati mereka jauh dari Allah, hidup mereka selalu dipenuhi kegelisahan dan kekhawatiran.

Allah SWT berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا
(القرآن، سورة طه : 124)

Artinya:
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.”
(QS. Thaha: 124)

  1. Enggan Beribadah dan Berbuat Kebaikan
    Orang dengan hati yang sakit akan merasa berat untuk melakukan ibadah atau berbuat kebaikan. Mereka sering menunda-nunda shalat, merasa malas untuk membaca Al-Qur’an, dan tidak tertarik dalam kegiatan-kegiatan ibadah lainnya. Ibadah bagi mereka bukanlah prioritas, karena hati mereka sudah dipenuhi oleh urusan dunia.

Penutup:

Penyakit hati sangat berbahaya bagi kehidupan ruhani dan kedekatan kita dengan Allah. Sebagai seorang Muslim, penting bagi kita untuk senantiasa memeriksa dan memperbaiki hati kita agar terhindar dari penyakit-penyakit ini. Hati yang sehat adalah hati yang senantiasa tunduk kepada Allah dan ridha dengan perintah-perintah-Nya. Semoga Allah membersihkan hati kita dari segala penyakit dan menjadikan kita hamba yang dicintai-Nya. Aamiin.

—++++——

Uraian di atas merujuk pada beberapa sumber utama dalam ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an, hadits Rasulullah SAW, dan karya para ulama. Namun, secara spesifik, beberapa kutipan dan konsep terkait “penyakit hati” banyak dikembangkan oleh ulama-ulama besar, termasuk Imam Ibnul Qayyim al-Jawziyyah, terutama dalam kitabnya “Ad-Da’ wa ad-Dawa'” (Penyakit dan Obatnya).

Ibnul Qayyim dalam kitabnya “Ad-Da’ wa ad-Dawa'” secara mendalam membahas berbagai macam penyakit hati, termasuk kesombongan, cinta dunia, kemalasan dalam beribadah, dan perasaan gelisah, serta memberikan cara mengobatinya melalui taubat, dzikir, dan memperbaiki hubungan dengan Allah.

Selain itu, hadits-hadits yang disebutkan dalam uraian ini merujuk pada riwayat dari sahih hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan sumber-sumber hadits lainnya, yang menjadi rujukan dalam Islam mengenai penyakit hati dan cara mengatasinya.

Jadi, ringkasnya:

  1. Al-Qur’an sebagai sumber utama (misalnya QS. Al-Baqarah: 10 dan QS. Thaha: 124).
  2. Hadits Rasulullah SAW (diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan lain-lain).
  3. Karya Ibnul Qayyim al-Jawziyyah, khususnya “Ad-Da’ wa ad-Dawa'” yang banyak membahas tentang penyakit hati dan solusinya.

Penulis : Adhitiya Chandra

Back to top button